Sabtu, 07 September 2013

Menuju Pernikahan

Hanya tinggal seminggu lagi menjelang pernikahan. Bukan tentang persiapan saat resepsi nanti, tapi ini adalah tentang kehidupan baru yang akan kami hadapi. Tentang sebuah komitment hidup dua insan yang diikat janji suci. Tentang semua hal yang baru... Saat menjelang hari pernikahan sampai detik ini, banyak (mungkin) cobaan yang dihadapi. Amarah meluap mewarnai hari-hari kami. Sesekali ingin saja aku akhiri rencana untuk menikah, muak dengan keegoisan masing-masing. Aku menyadari, jika saja terus menyalahkan, ini tidak akan berujung. Aku berusaha terus mengalah, walau sampai saat ini belum saya lihat itikad yg baik. Dia tidak pernah meminta maaf terlebih dahulu. Ya, dari sikap yang saya lihat dan membaca beberapa artikel. Dia memang tipe orang yang egois, tidak mau dirinya dianggap salah, kurang peduli, dan bukan tipe orang yang mau diatur. Apa jadinya jika nanti sudah menjadi seorang istri? Miris... Manusia memang tidak ada yang sempurna. Tapi bukankah manusia menginginkan sesuatu yang lebih baik, dan berjalan selaras? Pernah kujumpai dulu kondisi yang selaras itu, tapi kini kemana? Seolah lenyap. Seolah sifat aslinya terlihat. Akupun memang egois, akupun bukan orang yang sempurna. Tapi aku berusaha untuk berjalan selaras. Namun, entah kenapa yang terlihat seolah dia tidak ada keinginan untuk tujuan yang sama. Jika boleh membandingkan dgn orang-orang yang dekat secara emosional (tidak hanya mantan), entah kenapa baru kali ini saya dipertemukan. Adapun teman yang lain saya memaklumi karena dia seorang laki-laki (yang secara sifat manusia laki-laki tentu porsi egonya lebih tinggi). Ya Tuhan...... Rasanya pecah kepala ini. Aku takut mengecewakan orang tuaku, yang tentunya mengharapkan anaknya hidup bahagia. Cuma itu yang aku takutkan, jika memang ini sebuah dosa yang pernah aku lakukan, jangan biarkan orangtuaku dan keturunanku ikut menanggungnya. Aku ingin orangtuaku dan semua keturunanku hidup bahagia. Cukuplah aku yang menanggung semua ini. Cukuplah sampai disini aku menyusahkan dan membuat kedua pipi orangtuaku basah karena air mata yang mengalir akibat dosa-dosaku. Aku hanya ingin mengusap pipinya dan membuat mereka tersenyum bahagia dunia akhirat. Yaa.. Tuhan... ingin kuteteskan air mata ini. Tolonglah hambamu, berikanlah aku kekuatan, tambahkanlah sabarku dan imanku, kuatkanlah kaki untuk melangkah, jernihkanlah hati dan pikiranku ketika menghadapi cobaan,cukuplah Engkau penolong hamba. Dengan kondisi saat ini, biarlah mengalir apa adanya, biarlah aku sebatas aku yang tidak akan menuntut apapun dari calon istriku, biarlah aku menjadi cermin bagi anak-anakku kelak, biarkan Engkau yang menegurnya ya Tuhan. Disini aku cukup berdoa dan meminta kepadaMu, sambil sesekali aku meluruskan apa yang seharusnya. Mulai dari diri sendiri. Bismillah....

Minggu, 17 Februari 2013

Wanita Karir dan Keluarga

Pilihan menjadi wanita karir telah menjadi fenomena bagi sebagian wanita. Permasalahan wanita karir bukan lagi terletak pada apakah dia harus memilih menjadi wanita karir saja atau menjadi ibu rumah tangga saja. Kini, permasalahannya yang lebih aktual untuk dijawab adalah bagaimana peran sebagai ibu rumahtangga tetap dijalankan secara optimal ketika seorang wanita memutuskan untuk membina karir. Memiliki pekerjaan yang baik bagi ibu rumahtangga dan juga memiliki keluarga yang bahagia sekaligus merupakan keinginan setiap wanita mewujudkan eksistensinya sebagai wanita berpendidikan di zaman modern seperti sekarang. Menjadi ibu adalah sebuah kebahagiaan yang tak tergambarkan. Namun, kadang, bagi seorang wanita karier, ini menjadi dilema. Sebab, kebutuhan mengejar karir dan memberikan perhatian pada anak adalah dua hal yang kadang sering tak bisa berjalan beriringan. Memiliki pengasuh bayi mungkin jadi solusi, tapi tak jarang malah membuat si kecil justru lebih dekat dengan pengasuh ketimbang ibunya. Karena itu, kepandaian mengatur waktu bagi wanita karier mutlak diperlukan. Jangan buang waktu Anda yang sangat berharga bagi keluarga. Sebab keluarga sebenarnya sangatlah berarti bagi anda. Adalah Asyifah Nur Istyanti, S.Ag, seorang ibu rumahtangga yang juga bekerja sebagai seorang penyiar di Radio Republik Indonesia Pro 1, Medan, dan lebih akrab dipanggil mbak Tanty. Keinginannya yang kuat untuk membina keluarga, tidak ikut menyurutkan langkahnya untuk terus bekerja sebagai seorang penyiar radio selama 19 tahun. Dan saat ini memiliki dua orang putra yang sedang dalam masa pertumbuhan aktif. “Surga di bawah telapak kaki ibu”, begitulah arti sebuah hadits Nabi. Ibu adalah insan yang paling dekat pada setiap diri manusia. Suatu saat seorang sahabat bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, “Siapakah orang yang paling dekat kepadaku yang harus aku sayangi dan hormati?” Nabi menjawab “ibu”. Pertanyaan itu kemudian dilanjutkan dengan “siapakah orang lain selain ibu?”, dan Nabi menjawab dia adalah ibu. Setelah pertanyaan itu ditanya tiga kali dengan jawaban yang sama, pertanyaan yang keempat baru dijawab Nabi dengan bapak. Hadits Nabi di atas dan beberapa yang lain menunjukkan betapa sentralnya peranan seorang ibu di dalam kehidupan manusia. Dia merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya kepribadian anak. Anak akan masuk surga atau akan masuk neraka sangat ditentukan cara ibu mengasuhnya. Demikian pula bagaimana produktivitas suami dan perilaku suami sehari-hari sangat dipengaruhi oleh bagaimana perilaku ibu terhadap si suami. Suatu kekuatiran yang sering muncul bila seorang wanita meniti karir di luar rumah ialah akibat negatifnya terhadap keluarga. Anak-anak dipandang akan kurang mendapat kasih sayang karena ibunya terlalu sibuk di luar rumah. Karena kesibukan yang luar biasa, cukup sering para wanita karir menyerahkan segala urusan rumah tangga kepada pembantunya. Akibatnya anak-anak menjadi lebih dekat dengan pembantunya daripada dengan ibu kandungnya sendiri. Cukup sering terdengar cerita bahwa anak-anak tidak menangis apabila ibunya pergi, tetapi anak-anak akan menangis apabila pembantunya yang pergi. Sebagai seorang ibu rumah tangga dengan profesi penyiar, selama belasan tahun, Tanty mengaku sangat senang menjalani kegiatannya sehari-hari. Sebagai seorang penyiar yang masih eksis sampai sekarang terus membuatnya belajar untuk memberikan yang terbaik untuk keluarga dan juga untuk para pendengar setianya. Tidak mengabaikan tugasnya sebagai ibu rumahtangga yang baik dilakukan Tanty untuk membangun keluarga yang baik sesuai harapan dia dan suaminya. “Alhamdulillah, segala sesuatunya untuk urusan rumahtangga saya tidak menyerahkan pada pembantu, selama semuanya dapat ditangani sendiri. Mulai dari mencuci pakaian, membereskan rumah, menyiapkan makanan, sampai menyediakan bekal untuk anak-anak, kebetulan kedua anak saya sekolah membawa bekal (bontot)”, jelas Tanty, istri dari Irianto, SH, MA, kepada MedanBisnis di kediamannya di Gaperta Ujung. Kegiatannya sebagai seorang penyiar, dengan memiliki jadwal rutin menyiar, disamping panggilan untuk MC, Tanty selalu mendiskusikan kegiatannya dengan suami dan anak-anaknya. “Suami saya bekerja di stasiun TVRI, yang juga sedikit banyak memiliki kesamaan pandangan dengan dunia siaran. Dan ini memudahkan saya untuk mengkomunikasikan tentang kegiatan apa saja yang saya kerjakan dan suami dapat mengerti”, jelasnya. “Dan saya tidak akan pergi bertugas tanpa izin dari suami”, tambahnya. Mengenai pendidikan anak-anak juga merupakan suatu permasalahan penting yang sering dihadapi oleh para wanita karir di dalam keluarga. Memilihkan kegiatan-kegiatan untuk anak-anak yang tepat, yang juga mendukung segala aktifitasnya, tetapi juga tidak membiarkan anak-anak begitu saja memilih kegiatan mereka. “Tidak memberikan jadwal yang padat pada anak-anak. Anak pertama saya, Ihza Hafizh Al Jabbaru, sekarang duduk di bangku SMP kelas 2 di SMP Rintisan Bertaraf Internasional, SMP Negeri 1 Medan. Selain sekolah dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolahnya, dia juga ikut les bimbingan belajar diluar. Begitu juga dengan Adiknya Hilmy As’ad Bahi J, yang duduk di bangku SD kelas 6,” terang Tanty. “Di era zaman teknologi sekarang mengharuskan saya untuk memberikan fasilitas yang baik untuk anak-anak saya, misalnya si abangan yang sekolahnya sudah sepenuhnya menggunakan teknologi internet. Meskipun resiko apa saja sangat bisa terjadi. Sebab jika tidak di beri izin, saya takut anak-anak saya ketinggalan informasi”, tambahnya lagi. “Satu-satunya cara yang paling efektif untuk mengatasi hal-hal yang tidak diinginkan adalah adanya pendidikan agama yang kuat dari kecil”, jelas Tanty. “Ketika saya harus bekerja atau bertugas ke luar kota, saya selalu mengingatkan anak-anak untuk tidak lupa menjalankan ibadah salat”, “Saya dan suami terus berupaya memberikan yang terbaik buat anak-anak, untuk pendidikan dan juga memberikan pengetahuan nilai-nilai dasar di dalam keluarga”, tambahnya. (wina vahluvi)

Perbaikan LCD LG FLATORN

Menambahkan masukan dari sahabat kita :Bpk nuryadi ( teknisi geoservices ),saya mendapat kesempatan untuk melihat dan membongkar isi perut dari monitor LCD merk LG seri FLATRON mulai dari 15" - 25" di workshop geoprolog kota balikpapan. Pada semua seri FLATRON LCD,kerusakan yg amat sering terjadi adalah kerusakan pada sistem regulatornya dan hampir terjadi pada semua type ( mulai 15"- 25" ).Ini mungkin di sebabkan karena kerja monitor yang memang nonstop 24 jam terus tanpa istirahat sedikit pun. Kebetulan kali ini ada satu " patient " yang akan kami bongkar,yaitu type : LG FLATRON L 1753S-BF yang mati total. Untuk memulai mereparasinya dapat anda ikuti langkah-langkah berikut ini : 1. Buka /lepaskan 4 buah baut di belakang panel.Baut ini mengunci casing panel belakang dengan box metal dari rangkaian regulator dan inverter. 2. Buka casing monitor dengan cara menggunakan obeh pipih (Minus)untuk melepaskan kunci casing body di semua sisi body monitor.Karena monitor LCD ini tidak menggunakan baut sebagai pengunci body.seperti saat kita membongkar remote control. 3. Angkat casing belakang panel dan lepaskan soket J1 ,soket yg menuju tombol panel control disisi samping. 4. Lepaskan soket yang menuju perangkat LCD ( soket-soket inverter dan kabel data LCD )hati2 jangan sampai kabel data nya robek. 5. Buka box metal penutup blok regulator dengan cara melepaskan isolasi/perekat nya. 6. Buka baut PCB blok regulator ini agar dapat kita angkat/keluarkan dari dalam box pelindung ini. 7. Segera dapat anda lihat langsung ,ada beberapa elco 2-3 buah yang kelihatan menggembung, yaitu : C202 ( 470/25V ), c203 ( 680/25V ) dan C204 (1000/25V). 8. Ganti ketiga komponen tersebut, It's finish then working....mudah bukan?.. Sebagai tambahan regulator ini menggunakan transistor utama type : STK 0765,bila sulit mencari penggantinya dapat anda gunakan TR FET type : FS 7UM atau FS10 UM. Jika anda mendapatkan keluhan dari monitor LCD LG FLATRON type berapa saja,jangan ragu untuk mereparasinya karena hanya bagian ini saja lah yang sangat sering terjadi kerusakan. Sangat mudah bahkan bagi para pemula sekalipun.. Semoga bermanfaat..just say " thank,s" for mr.nuryadi atas kesempatan yg di berikan kepada saya untuk membongkar isi perut MONITOR LCD LG FLATRON.

Senin, 14 Juni 2010

Antara cinta & kepalsuan cinta, perselingkuhan, serta penghianatan

Antara cinta & kepalsuan cinta, perselingkuhan, serta penghianatan, melebur menjadi sebuah persahabatan dan kekeluargaan. Sebuah peristiwa dalam hidup gw yang tak’kan pernah terlupakan.
2 Januari 2010 gw ngerasa lebih baik.
Ya… Setelah masalah yang sangat kompleks itu terselesaikan, yang menyeret banyak orang terlibat di dalamnya.
Masalah datang di saat gw tengah menyelesaikan srkipsi.
Dan masalah itu semakin pelik ketika gw akan menghadapi sidang 4 hari kedepan.
Jujur, sungguh berat buat gw hadapin. Masalah yang menyangkut masa depan gw harus gw pikul disaat gw menghadapai sidang skripsi tanggal 30 Desember kemaren.
Namun sungguh besar kuasa Allah dan doa dari kedua orang tua gw, yang akhirnya sidang dihari itu bisa gw selesein dan dapet hasil yang maksimal.
Rasa bangga, tangis bahagia, sesak, amarah… masih bercampur-aduk. Tapi dihari itu tetap gw syukuri karena perjuangan selama perkuliahan bisa gw selesein, dan inilah hasil terbaik yang gw terima.
Namun masih ada satu masalah besar yang belum gw selesein. Tiga hari setelah sidang selesai, tepatnya tanggal 2 Januari 2010. Adalah sebuah titik klimaks dari masalah yang gw hadapin. Semua orang yang terlibat bertemu disatu ruangan untuk mengungkap sebuah kebohongan besar yang menyeret kami semua di dalamnya.
5 pasang mata menyorot pada satu orang, dan selama lebih dari 5 jam itu akhirnya terucap sebuah perjanjian dan masalah yang kompleks ini bisa terselesaikan.
Bukan mencari siapa orang yang salah dan tidak, tetapi di sini mencari kedewasaan!!!!!!
Sungguh, kamipun tak menyangka!!! Masalah yang sangat rumit ini menghampiri kami, namun karena keyakinan itu pula lah yang membuat kami kuat dan tegar, yang akhirnya masalah ini terselesaikan tanpa ada rasa amarah dan dendam di antara salah satu pihak.
Jujur, entah memang merasa kasihan atau memang rasa sayang itu masih ada. Gw berat buat melepas dia………
Maaf…

Hikmah yang bisa gw ambil… seberat apapun masalah yang kita hadapin, pasti selalu ada jalan penyelesaiannya. Asalakan kita yakin akan semua itu.
Jangan pernah menyerah.
Jika kita hanya ingin kenyamanan dari hidup ini, kita tidak akan tau kerasnya hidup ini!!

Saat Allah menjawab doamu, Ia menambah imanmu.
Saat Allah belum menjawab doamu, Ia menambah kesabaranmu.
Saat Allah menjawab tetapi ternyata bukan doa kita yang dijawabnya,
Ia punya kehendak terbaik untuk kita.
Jangan putus asa karena Allah sumber pengharapan.
Tak ada yang mustahil baginya.

“Be thankful when you didn’t know something, for it gives you opportunity to learn”.






3 Januari 2010 14:58